Revolusi hijau merupakan suatu revolusi dalam bidang pertanian dimana produksi biji-bijian dari hasil penelitian ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai varietas, misal gandum, padi dan jagung, yang mengakibatkan tingginya hasil panen komoditas tersebut. Revolusi ini didasari adanya masalah pertumbuhan penduduk yang pesat, yang membawa dampak masalah peningkatan produksi pertanian.
Pelaksanaan revolusi ini diawali dengan penelitian melalui bantuan Ford and Rockefeller Foundation. Penelitian diselenggarakan di Meksiko, Filipina, India dan Pakistan. Penelitian dilakukan guna mendapatkan bibit unggul dari varietas padi, gandum dan jagung dan upaya pengembangan teknologi alat pertanian. Upaya peningkatan produksi pertanian gandum di Eropa dilakukan dengan :
a. Pembukaan lahan pertanian baru
b. Mekanisasi pertanian
c. Penggunaan pupuk baru
d. Mencari metode yang tepat untuk pemberantasan hama.
Tujuan revolusi hijau adalah mengubah petani gaya lama (peasant) menjadi petani gaya baru (farmers) dengan memodernisasikan pertanian gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional. Revolusi hijau ditandai dengan makin berkurangnya ketergantungan petani terhadap cuaca dan alam karena adanya peningkatan peran iptek dalam peningkatan produksi bahan makanan.
Revolusi hijau mulai dikembangkan di Indonesia karena kebutuhan penduduk yang selalu meningkat pesat. Disamping itu juga tingkat produksi pertanian yang masih rendah dan produksi pertanian yang belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk. Upaya pemerintah Orde Baru dalam mensukseskan revolusi hijau adalah :
a. Intensifikasi pertanian
b. Ekstensifikasi pertanian
c. Diversifikasi pertanian
d. Rehabilitasi pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar